Ukraina Hancurkan Jembatan Krimea Menggunakan Senjata Canggih AS, Apa Alasannya?

Ukraina Hancurkan Jembatan Krimea Menggunakan Senjata Canggih AS, Apa Alasannya? (Dok : etindonesia com)

epanrita.net – Saling ancam antara Rusia dan Ukraina terus memanaskan situasi di dua negara bertetangga yang saat ini lagi dilanda konflik.

Ukraina memutuskan untuk menghancurkan jembatan yang menghubungkan Krimea dan daratan Rusia.

Bacaan Lainnya

Menurut pejabat Ukraina, Mikhail Podolyak jembatan harus dihancurkan karena menurutnya pembangunan jembatan terpanjang di Eropa itu ilegal.

Pada hari Selasa (16/8/2022) Mikhail Podolyak mengatakan kepada Guardian yang ujarnya “Kenapa Kiev ingin menyerang, jembatann ini adalah konstruksi ilegal dan pintu gerbang utama untuk memasok tentara Rusia di Krimea,”.

Jembatan itu dibangun setelah Krimea memberikan suara dalam referendum untuk mencaplok Rusia dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia setelah kudeta bersenjata di Kiev pada 2014.

Jembatan ini membentuk jalan langsung dan koneksi kereta api dengan area yang sebelumnya hanya dapat diakses melalui darat melalui laut atau udara. Jembatan ini terutama digunakan oleh transportasi sipil.

Podoliac adalah pejabat Ukraina terbaru yang mengkonfirmasi niat Kiev untuk menyerang gedung tersebut.

Komentar itu tampaknya menyiratkan bahwa Ukraina sedang dalam proses melakukan serangkaian tindakan sabotase di Krimea.

Sejak pekan lalu, ledakan besar telah mengguncang dua lokasi terpisah di semenanjung Korea dari pangkalan militer yang digunakan untuk menyimpan amunisi.

Kementerian pertahanan Rusia mengakui pada hari Selasa bahwa insiden terbaru di dekat kota Maiskoy di Krimea utara adalah tindakan sabotase.

Kiev belum secara resmi mengklaim penghargaan atas insiden tersebut, tetapi banyak pejabat Ukraina mengisyaratkan bahwa inilah masalahnya, dengan Podolyak mengikuti pola tersebut dalam wawancaranya dengan surat kabar Inggris.

Saya tentu setuju dengan kementerian pertahanan Rusia, yang memprediksi lebih banyak insiden semacam ini dalam dua, tiga bulan ke depan. Saya pikir kita mungkin melihat lebih banyak dari itu terjadi, ” ujar.

Ajudan presiden Ukraina itu menyebut serangan yang diklaim sebagai “serangan balasan” yang sifatnya berbeda dari jenis aksi militer.

Serangan balasan Ukraina terlihat sangat berbeda [dari Rusia]. Kami tidak menggunakan taktik tahun 60-an dan 70-an, abad terakhir,” ungkapnya.

Pos terkait