epanrita.net– Selama tahun 2022 konflik manusia dengan Harimau Sumatera di Perkebunan PT. Prima, Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat sudah sembilan kali terjadi.
Hal ini dikatakan Helbert Aritonang, Kepala Seksi 6 dan juga Kepala Seksi BKSDA kepada digtara.com, Senin (1/8/22).
Seharusnya, ujar Hilbert, hal ini menjadi perhatian semua pihak, baik itu dari pemerintah, NGO dan pihak perusahaan agar hal serupa tidak kembali terjadi.
“Ini harus menjadi perhatian kita. Kita harus tau bagaimana cara mengantisipasinya, sehingga kita butuh kerjasama dari berbagai kalangan,” cetusnya.
Apalagi, lanjut Helbert, lokasi perkebunan ini berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), sehingga besar kemungkinan hewan yang berada di dalamnya akan turun dan melintas di perkebunan milik PT. Prima.
“Ini lokasi kalau bisa dibilang sangat berdekatan dengan TNGL. Jadi bisa saja perkebunan itu sering dilintasi hewan buas. Makanya dari itu, masyarakat juga harus waspada,” pungkasnya.
Untuk menghalau atau mengusir Harimau Sumatera agar kembali ke habitatnya, pihak BKSDA dan TNGL telah mengajar masyarakat dengan cara menghidupkan atau memasang jenduman atau peledak sejenis mercun.
“Kita sudah ajari masyarakat di sana untuk mengusir hewan buas masuk kembali ke dalam hutan. Mudah-mudahan konflik ini tidak terjadi lagi,” tutupnya
Selama 2022, Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera di Batang Serangan Sudah 9 Kali Terjadi