epanrita.net – Kisah yang Momotivasi dari Pedagang Lontong di Cirebon yang Tetap Bertahan untuk Jualan Meski Ditengah Pandemi COVID-19, Simak Ulasan Selengkapnya.
Lontong, makanan olahan berbahan dasar beras, tetap eksis di tengah era digital. Usaha kecil Cirebon ini tetap eksis karena lontong mudah dijual di kios atau warung kuliner lainnya.
Padahal, hingga saat ini, produsen lontong sudah lama memiliki pelanggan setia. Seperti pedagang kupat tahu, ketoprak hingga penjual gorengan.
“Jualan lontong sudah dari tahun 80-an, kalau dihitung-hitung udah 35 tahunan,” kata salah seorang produsen lontong Yanit, Senin (15/8/2022).
Yani membuat lontong di rumahnya di Kota Cirebon, kawasan Kampung Sicalung Kelurahan Karyamulya. Setelah itu, Lontong hasil buatannya kemudian dijual sendiri di Pasar Harjamukti Kota Cirebon.
Bahkan sekarang, ada banyak permintaan untuk pesanan. Bahkan di masa pandemi Covid-19, lontong masih menjadi salah satu menu kuliner terpopuler.
Bahkan pesanan lontong juga datang dari luar Kota Cirebon yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Untuk mempercepat proses pembuatan Lontong, lima karyawan membantunya di pabrik miliknya.
“Harus ada tambahan tenaga mulai dari awal proses sampai perebusan lontong,” kata Yani.
Jumlah Produksi
Daun pisang digunakan untuk membungkus lontong olahan Yani. Dijelaskan bahwa daun pisang memiliki fungsi untuk menjaga rasa dan membuat lontong lebih tahan lama.
Dapat menghasilkan hingga 3000 lontong dalam satu hari. Proses pembuatan lontong masih tradisional, dan kayu yang digunakan untuk memasaknya.
Selain lontong, ketupat Yani sering dibuat untuk melayani pesanan dari pedagang kupat tahu di Kota Cirebon.
“Sekarang karena pandemi saya menghabiskan beras sebanyak satu kwintal, kalau sebelumnya bisa lebih dari satu kwintal beras,” kata Yani.