epanrita. net – Hari-hari ini COVID-19 di DKI Jakarta tetap masih ada beberapa kasus, akan tetapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) masih bisa dilakukan, berikut alasannya.
Kasus COVID-19 terkonfirmasi harian di Indonesia melebihi 6.000 selama dua hari berturut-turut. Meski demikian, Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui surat edaran nomor e-0036/SE/2022 tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan yang Aman pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019, bisa melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) tanpa kecuali.
“Pembelajaran Tatap Muka dilaksanakan selama 5 hari dengan jumlah peserta didik 100 persen dari kapasitas ruang kelas dan jam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan,” begini isi dilansir Detikcom, Kamis (28 Juli 2022).
Pembelajaran tatap muka ini akan terus dilaksanakan dengan pelacakan yang maksimal terhadap setiap siswa yang terkonfirmasi kasus COVID-19.
“Satuan pendidikan memastikan peserta didik yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil testing antigen atau PCR melalui hasil pengecekan dan/atau mendapatkan laporan dari keluarga untuk melaksanakan isolasi mandiri, dan pembelajaran dapat dilanjutkan,” kata pernyataan itu.
“Satuan pendidikan melakukan identifikasi terhadap kontak erat antara peserta didik yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan warga satuan pendidikan dan melakukan koordinasi dengan puskesmas untuk dilakukan penulusuran kontak erat (tracing),” sambungnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril mengungkapkan berbagai lokasi, seperti sekolah telah melonggarkan protokol kesehatan yang diperketat sejak Idul Fitri.
Namun, penekanan itu mulai diintensifkan lagi setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan penggunaan masker luar ruangan untuk mewajibkan vaksinasi booster. Penguatan sekolah, termasuk menyediakan tempat cuci tangan dan cek suhu tubuh
“Tadi kalau dilihat memang beberapa tempat setelah lebaran kemarin ada pengendoran, dan sejak Presiden mengumumkan kita harus melakukan pengetatan, kemudian melakukan vaksin booster, maka keliatan saat ini sudah mulai ketat pengawasan, sudah mulai ketat melakukan protokol kesehatan, dan mulai ketat bagaimana vaksin booster ini,” katanya. mengatakan pada konferensi pers. Rabu (27/7).