Cuanki Serayu, Surga Dunia Para Pecinta Kuliner di Kota Bandung

Cuanki Serayu, Surga Dunia Para Pecinta Kuliner di Kota Bandung ( Dok. Etnis )

epanrita.net – Puluhan penjual Cuanki setia menanti pembeli di sepanjang kaki bangunan geologi hingga Masjid Pusdai.

Tikar dari terpal plastik ditata untuk pembeli yang memakan cuanki lesehan. Pembeli datang satu per satu dan menghentikan mobil.

Bacaan Lainnya

Penjual kasir langsung memenuhi permintaan pembeli. Ramen ditempatkan dalam mangkuk, dan bakso, pangsit kering, dan tahu air ditempatkan langsung di mangkuk.

Jangan lupa taburi seledri dan daun bawang agar semakin nikmat. Cabai juga tersedia bagi pembeli yang menginginkan quan ki yang pedas. Seporsi cuanki dengan mie instan seharga 15.000 rupee.

Setelah makan cuanki, pembeli bisa mengobrol atau bercanda di tikar yang disediakan, tetapi pembeli cuanki ini biasanya tidak tinggal di sana karena mereka adalah karyawan yang baru pulang kerja dari shift sore ke shift malam.

DetikJabar berkesempatan berbincang dengan kasir di Cipanas Cianjur di Asep (29). Bahkan, Jabbar Aseeb mengaku baru menjual uang di situs tersebut tiga bulan lalu.

Menurutnya, penjual cuanki keluar pada malam hari dan kembali saat fajar. Asep mengatakan kepada Ditik Jabbar pada Senin malam (9/8) bahwa “jika buka sampai jam 3 pagi, jam 7 malam.”

Asep mengatakan dia bisa mendapatkan 600.000 rupee dan 200.000 rupee jika semua barang habis dalam semalam.

Menurutnya, lokasi tersebut dipilih para penjual cuanki karena cukup ramai dicintai para pengendara. “Ada 50 orang dari ujung Gedung Sate sampai Jalan Supratman. Tempat ini dipilih karena paling ramai, kalau tempat lain agak kurang,” ungkap Asep.

Asep mengatakan pada akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu malam, warung-warung Cuanki di pinggir jalan sering ramai karena lebih banyak orang nongkrong dan lebih sering pulang.

Menurunnya, para pembeli datang dengan sendirinya, sebelumnya jalan tersebut tak seramai seperti saat ini. “Semenjak ada penjual cuanki jalan ini menjadi ramai,” ujarnya.

Salah satu pembeli, Muslim mengatakan, ia kerap mampir ke lapak cuanki di jalan tersebut jika pulang kerja malam. “Kalau pulang malam, suka lapar, jadi mending makan cuanki dulu di sini,” ujar Muslim

Muslim berkata: Kecuali rasanya yang enak, harga uang di jalan ini masuk akal. “Murah lah Rp 15 satu porsi gini, malah buat kenyang, jadi pulang ke rumah enggak usah makan lagi dan bisa langsung istirahat,” katanya.

Pos terkait