Natto Sedang Viral di Tiktok, Waspadai 2 Hal Ini yang Bisa Membuat Natto jadi Tidak Halal

Natto Sedang Viral di Tiktok, Waspadai 2 Hal Ini yang Bisa Membuat Natto jadi Tidak Halal (Doc, detikFood - Detikcom)

epanrita.net – Waspadai 2 Hal Ini yang Bisa Membuat Natto jadi Tidak Halal, Berikut Ulasan Lengkapnya.

Makan natto halal hukumnya untuk dimakan dengan bahan-bahan Halal. Jadi, bahan apa yang membuat natto tidak halal? Ini dia penjelasan dari MUI.

Belakangan ini, natto sedang ramai dibicarakan di dunia maya. Natto adalah makanan khas Jepang yang dibuat dari fermentasi kedelai. Natto memiliki tekstur yang lengket.

Juga bau natto sangat tajam. Natto sering dijadikan tantangan mukbang bagi pengguna TikTok. Karena tekstur dan aromanya, natto agak kurang kuat saat dicicipi.

Meski berbahan dasar nabati termasuk dalam daftar tidak kritis, konsumsi natto masih dekat dengan pro dan kontra, begitu juga di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Terutama dalam hal kehalalan. LPPOM MUI menjelaskan, banyak bagian yang menjadi titik kritis kehalalan natto.

Dari segi pembuatannya, natto dibuat dari kacang kedelai rebus. Hal ini bertujuan untuk memudahkan spora bakteri untuk terjadi penetrasi biji kedelai.

Kedelai kemudian dikeringkan dan disajikan dengan nattō-kin yang mengandung bakteri yang didominasi Bacillus subtilis dan kemudian disimpan untuk fermentasi. Setelah itu, natto dikemas dan dijual.

Bumbu seperti kecap asin dan mustard juga sudah termasuk dalam paket natto. Banyak yang percaya bahwa proses fermentasi menjadi poin penting kehalalan natto karena bisa menghasilkan alkohol.

Meskipun tidak semua proses fermentasi dapat menghasilkan produk samping berupa alkohol. Hal ini adalah Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2018 No. 10 mengenai Produk Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol/Etanol.

Makanan fermentasi yang mengandung alkohol/etanol halal secara hukum selama prosesnya tidak menggunakan bahan yang haram dan tidak berbahaya secara medis.

Namun, natto memiliki titik kritis kehalalan yang harus diwaspadai, seperti yang pernah disampaikan Manager Corporate Communication Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOMMUI), Raafqi Ranasasmita M.Biomed.

Salah satunya, media untuk membiakkan bakteri Bacillus selama pembuatan natto. “Secara tradisional, bakteri diambil dari sisa produksi sebelumnya,”.

“Namun, pembuatannya bisa saja menggunakan media mikrobiologi. Titik kritis media mikrobiologi terletak pada sumber nitrogen, yang bisa berasal dari ekstrak daging, pepton hidrolisis daging, dan bahan lainnya,” ucap Raafqi.

Nah, asal mula daging ini berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam. Kunci selanjutnya adalah bumbu pelengkap.

Bumbu pelengkap natto mungkin mengandung bahan non-halal seperti minuman beralkohol atau kaldu daging yang jelas non-halal.

Di Jepang sendiri, sake dan wine seperti mirin biasa digunakan sebagai campuran masakan. Oleh sebab itu, penting bagi konsumen muslim untuk selalu memastikan kehalalan produk.

LPPOM MUI menyediakan fungsi yang memudahkan konsumen muslim melakukan pengecekan kehalalan produk melalui website www.halalmui.org dan aplikasi Halal MUI yang bisa diunduh di Playstore.

Pos terkait