Ini Dia Gaji 4 Petinggi ACT yang Tersangka Kasus Penggelapan Dana, Ada yang 400 Juta!

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) bersama Wadir Tipideksus Bareskrim Polri Kombes Pol Helfi Assegaf (kanan) terkait penetapan tersangka kasus dugaan penyelewengan dana Aksi Cepat Tanggap (ACT). ( Dok. Liputan6 com )

epanrita.net – Inilah gaji fantastis 4 petinggi Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menjadi tersangka kasus penyelewengan dana  sosial. Berikut ulasannya :

Bareskrim Polri menyebutkan, Aksi Cepat Tanggap atau mantan ketua dan pendiri ACT Ahyudin digaji Rp 400 juta per bulan, sedangkan ketua ACT saat ini, Ibnu Khajar, digaji Rp 150 juta per bulan.

Bacaan Lainnya

“A (Ahyudin) Rp 400 juta dan IK (Ibnu Khajar) Rp 150 juta,” ungkap wakil Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Kombes Helfi Assegaf kepada wartawan di Gedung Devisi Humas Mabes Polri, Senin, 25 Juli 2022.

Gaji dua tersangka lainnya, Hariyana Hermin (HH), Direktur Eksekutif/Senior Vice President Global Islamic slamic Philantrophy Hariyana Hermain (HH), Ketua Pembina Yayasan ACT Novariadi Imam Akbar (NIA) hampir Rp 50 Hingga 100 juta.

“Rinciannya A (Ahyudin) Rp 400 juta, IK (Ibnu Khadjar) Rp 150 juta, HH (Hariyana Hermain) dan NIA (Novariadi Imam Akbar) Rp 50 juta dengan Rp 100 juta,” ungkap Kombes Helfi.

Dikutip dari Majalah Tempo Departemen Keuangan ACT mengeluarkan gaji tinggi dan fasilitas mewah. Pendiri sekaligus mantan ketua Aksi Cepat Tanggap, Ahueddin, diduga digaji Rp 250 juta per bulan.

Wakil presiden senior menerima 200 juta rupiah, wakil presiden 80 juta rupiah dan CEO 50 juta rupiah. Para petinggi organisasi itu juga mendapat fasilitas kendaraan dinas kelas menengah, seperti Toyota Alphard, Honda CR-V dan Mitsubishi Pajero Sport.

Disisi lain, diduga kondisi keuangan perusahaan sedang goyang sejak akhir tahun lalu atas tuduhan penggelapan dana. Yayasan Aksi Cepat Tanggap memotong gaji karyawan dan beberapa program tertahan.

Ketua Umum ACT saat ini, Ibnu Khajr, menilai gaji manajemen senior di organisasinya tidak setinggi yang diberitakan Majalah Tempo. “Pimpinan tertinggi saja tidak lebih 100 juta. Jadi kalau disebut Rp250 juta, kami tidak tahu datanya dari mana,” tuturnya.

Dari 2017 hingga 2021, biaya operasional rata-rata, termasuk gaji para pemimpin, adalah 13,7%. “Rasionalisasi pun kami lakukan untuk sejak Januari 2022 lalu. Insyaallah, target kami adalah dana operasional yang bersumber daridonasi adalah sebesar 0 persen pada 2025,” ujar Ibnu

Soal fasilitas mobil, Ibnu mengatakan mobil mewah memang dibeli oleh organisasinya, tapi bukan untuk kebutuhan pribadi petinggi ACT. “Kendaraan dibeli tidak untuk permanen, untuk tugas-tugas. Saat lembaga membutuhkan alokasi dana kembali seperti sekarang ini, otomatis dijual. Jadi bukan untuk mewah-mewahan, gaya-gayaan,” ungkapnya

Seluruh fasilitas kendaraan Dewan Presidium ACT sudah menjadi Innova sejak pergantian kepemimpina pada Januari lalu. “Kendaraan tersebut pun tidak melekat pada pribadi, melainkan juga bisa digunakan untuk keperluan operasional tim ACT,” kata Dia

Dirinya juga menegaskan kondisi keuangan ACT saat ini dalam kondisi baik. ibnu membantah keuangan ACT bermasalah karena tuduhan penggelapan dana tersebut. Menurut ibnu, laporan keuangan ACT juga mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit.

Ia mengungkapkan bahwa laporan keuangan ACT yang menerima WTP juga dipublikasikan di laman resmi mereka.

Pos terkait