Tidak Banyak yang Tahu Bahwa Merkuri Bisa Menyebabkan Kerusakan Pada Organ

Tidak Banyak yang Tahu Bahwa Merkuri Bisa Menyebabkan Kerusakan Pada Organ ( Dok. Lifestyle Okezone )

Kandungan merkuri dalam kosmetik telah dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Akan tetapi, kosmetik ilegal yang mengandung merkuri masih beredar di pasaran, contohnya di marketplace.

okter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Listya Paramita menyebutkan, merkuri dapat memberi efek pemutihan langsung, Akan tetapi, bahan ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Bacaan Lainnya

Ia juga memaparkan beberapa tanda kerusakan kulit yang bisa diakibatkan dari penggunaan krim yang mengandung merkuri. Akan tetapi, karena tidak terlalu spesifik, tanda-tanda mulanya kerusakan kulit akibat merkuri sering diremehkan.

“Tanda-tanda yang muncul tidaklah. spesifik namun terkadang tanda-tanda kerusakan itu kerap diabaikan dan dianggap sebagai “proses wajar” atau proses yang perlu dilalui konsumen menuju perubahan ke kulit putih,” kata Listia dikutip Kamis (14/7) dari Antara.

Reaksi yang mungkin terjadi antara lain kulit kering, kasar, kelupas, kemerahan, rasa terbakar, terkadang gatal, terkadang panas, dan lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.

“Mereka (konsumen) mengerti ada tanda-tanda yang tidak beres. Tapi ketika ditanyakan ke penjualnya, dijawab dengan, ‘Tidak apa-apa, proses untuk jadi putih harus melalui seperti itu dulu’,” katanya.

Listya menafsirkan efek pemutih langsung dari penggunaan merkuri adalah karena pengelupasan epidermis kulit oleh senyawa merkuri klorida.

Senyawa merkuri amino klorida kemudian menghambat enzim tyrosinase dan menghambat enzim sulfhidril mercatan di dalam kulit, yang mengarah pada penghambatan pembentukan melanin.

Kata Listya, jika terus menggunakan kosmetik merkuri, kerusakan kulit seperti hipo/hiperpigmentasibaboon syndromeerythema persisten, dan gangguan sistemik terjadi seiring waktu.

“Ketika digunakan jangka panjang, maka kerusakan atau gangguan itu tidak hanya (terjadi secara) lokal di kulit tetapi bisa sistemik, artinya terserap lebih dalam ke pembuluh darah, merusak organ-organ yang lain,” ucapnya.

Gangguan sistemik yang mungkin terjadi antara lain kerusakan pada ginjal, kerusakan lambung, kerusakan pada bagian otak, dan gangguan perkembangan janin bila kosmetik merkuri digunakan oleh ibu hamil.

Listya menyebutkan tingkat keparahan efek samping merkuri bervariasi dengan konsentrasi, durasi, dan frekuensi penggunaan pada kulit.

Proses penyembuhan dan pemulihan pasien dapat memakan waktu dan biaya. Menurut Listya, perawatan pasien bersifat individual atau ditangani berdasarkan kasus per kasus, dengan mengingat bahwa respons dan kondisi gangguan dapat bervariasi dari pasien ke pasien.

“Kalau gangguannya terbatas pada kulit, biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis kulit. Tapi kalau ada gangguan sistemik yang melibatkan organ-organ lain, biasanya akan dirawat bersama dokter spesialis yang lain,” ucapnya.

Listya mengatakan pasien memang bisa diobati, tetapi kerusakan kulit akibat merkuri tidak bisa 100% sembuh atau sangat sulit diobati.

“Jadi lebih baik dicegah dan jangan gunakan krim-krim bermerkuri karena jelas sudah terbukti berbahaya,” ucapnya.

Pos terkait