Hati-Hati Dalam Membeli Krim yang Mengandung Merkuri Bisa Merusak Kulit

Hati-Hati Dalam Membeli Krim yang Mengandung Merkuri Bisa Merusak Kulit ( Dok. KlikDokter )

Banyak orang sudah tahu bahwa krim yang mengandung merkuri tidak sehat. Akan tetapi, masih ada produsen “jahat” yang mendistribusikan produk berbasis merkuri.

Merkuri sering dipakai dalam krim pemutih wajah. Meskipun dapat langsung membuat kulit tampak lebih cerah, merkuri juga memiliki banyak resiko kesehatan.

Bacaan Lainnya

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Listya Paramita, Sp. KK menjelaskan beberapa tanda kerusakan kulit akibat penggunaan krim yang mengandung merkuri.

“Tanda-tanda yang muncul tidaklah spesifik, namun terkadang tanda-tanda kerusakan itu kerap diabaikan dan dianggap sebagai “proses wajar” atau proses yang perlu dilalui konsumen menuju perubahan ke kulit putih,” kata dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan dalam acara online pada hari Kamis (14/7/2022).

Reaksi yang mungkin terjadi antara lain kulit kering, kasar, kelupas, kemerahan, rasa terbakar, terkadang gatal, terkadang panas, dan lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.

Listya menekankan kandungan merkuri dalam kosmetik sangat dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Akan tetapi, dia mencatat kosmetik ilegal masih beredar di pasaran, contohnya di marketplace.

Dia juga menerangkan bahwa meskipun merkuri dapat memberikan efek pemutihan langsung, hal itu menyebabkan kerusakan yang sangat panjang.

Efek pemutihan langsung disebabkan oleh pengelupasan epidermis kulit oleh senyawa merkuri klorida. Lalu senyawa amino klorida juga menghambat enzim tyrosinase dan menghambat enzim sulfhidril mercatan pada kulit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan melanin.

Adapun Listya mengatakan, jika terus menggunakan kosmetik merkuri, kerusakan kulit seperti dermatitis, hipo/hiperpigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten, hingga gangguan sistemik terjadi seiring waktu.

“Ketika digunakan jangka panjang, maka kerusakan atau gangguan itu tidak hanya (terjadi secara) lokal di kulit tetapi bisa sistemik, artinya terserap lebih dalam ke pembuluh darah, merusak organ-organ yang lain,” ujarnya.

Gangguan sistemik yang mungkin terjadi antara lain kerusakan pada ginjal, kerusakan lambung, kerusakan pada bagian otak, dan gangguan perkembangan janin bila kosmetik merkuri digunakan oleh ibu hamil.

Listya menerangkan tingkat keparahan efek samping merkuri bervariasi dengan konsentrasi, durasi, dan frekuensi penggunaan pada kulit.

Proses penyembuhan dan pemulihan pasien dapat memakan waktu dan biaya. Kata Listya, perawatan pasien bersifat individual atau ditangani berdasarkan kasus per kasus, dengan mengingat bahwa respons dan kondisi gangguan dapat bervariasi dari pasien ke pasien.

“Kalau gangguannya terbatas pada kulit, biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis kulit. Tapi kalau ada gangguan sistemik yang melibatkan organ-organ lain, biasanya akan dirawat bersama dokter spesialis yang lain,” ujarnya.

Pasien dapat diobati, tetapi kerusakan kulit yang disebabkan oleh merkuri tidak 100% pulih atau sangat sulit diobati, kata Listya.

“Jadi lebih baik dicegah dan jangan gunakan krim-krim bermerkuri karena jelas sudah terbukti berbahaya” pungkasnya.

Pos terkait