epanrita.net – Saat merawat buah hati, taburan bedak menjadi salah satu perawatan yang familiar untuk orangtua di Indonesia. Saat anak selesai mandi dan juga saat mengganti popok.
Sudah lama sejak mengaplikasikan bedak menjadi bagian dari parfum bayi. Selain itu, orang tua sering menggunakan bedak tabur untuk mengobati ruam popok.
Di balik kesegaran parfum bubuk adalah fakta yang harus diketahui orang tua.
American Academy of Pediatrics (AAP) telah lama memperingatkan orang tua tentang potensi bahaya penggunaan bedak pada bayi sejak 1969.
Dikatakan bahwa ketika menerapkan bubuk dengan kandungan bedak, selaput lendir mengering, yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti pneumonia, asma, talcosis paru, fibrosis paru-paru, dan gagal pernapasan.
Dalam beberapa kasus ekstrim, bubuk dapat dikaitkan dengan kanker paru-paru.
Selain itu, baru-baru ini perusahaan farmasi Johnson n Johnson belum secara resmi menjual bubuk formulasi berbasis bedak secara global pada tahun 2023.
Langkah itu dilakukan di tengah pertempuran hukum yang sedang berlangsung selama bertahun-tahun.
Pro dan kontra menggunakan persiapan bubuk bertahan terus-menerus. Namun, di Indonesia, praktisi kesehatan dan dokter anak seringkali tidak merekomendasikan penggunaan bedak untuk mengoleskan bedak pada anak-anak.
Lalu jika bayi mengalami ruam popok apa yang harus dilakukan orangtua?
Dokter spesialis anak dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), menyarankan daripada menggunakan bedak tabur lebih baik mengoleskan lotion atau oil kepada bayi.
“Sebagai pengganti bedak tabur, dapat dipakai lotion dan oil,” ujar dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (16/8/2022).
Meski, bedak putih yang bebas dari cemaran asbes sekalipun tetap bisa digunakan namun orangtua harus bijak dalam membaca dan memahami cara penggunaan bedak tabur.
Alih-alih ingin mengatasi ruam popok, bedak tabur bisa saja terhirup dan masuk ke sistem pernafasan bayi yang masih sensitif.
“Cara penggunaan yang tidak benar dapat menyebabkan terhirup sehingga menggangu pernafasan serta apabila tercemar asbes diduga berkaitan dengan kanker ovarium dan mesotelioma. Kadang, pada bayi yang sensitif, dapat mengiritasi kulit,” ucap jelas dokter anak di RS Pondok Indah ini.