epanrita.net – Harga BBM Pertalite Diperkirakan Akan Mengalami Kenaikan dalam Waktu Dekat Demi Kelangsungan Keuangan Negara, Simak Ulasan Selengkapnya Disini.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kembali menegaskan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Dia mengatakan tahun ini pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 502 triliun untuk menahan kenaikan harga bahan bakar dalam perekonomian.
Mewakili nama Presiden Joko Widodo, ia meminta masyarakat memahami situasi keuangan negara terkait dengan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan harga minyak internasional yang terus naik, pemerintah tidak bisa lagi menahan kenaikan harga minyak di tingkat konsumen.
“Pak Jokowi mengerti rakyat di bawah, tapi sebagai rakyat kita harus mengerti keuangan negara,” kata Bahlil dalam acara Pemberian NIB untuk Pelaku UMK Perseorangan di DIY, Yogyakarta, Selasa (23/8).
Bahlil mengatakan anggaran subsidi bisa jebol menjadi Rp 600 triliun jika pemerintah terus menekan harga bahan bakar. Sementara pendapatan nasional tahun ini diperkirakan mencapai Rp 2.350 triliun.
“Jadi kalau Rp 600 triliun dipakai subsidi, artinya 25 persen pendapatan APBN kita hanya untuk subsidi,” ucap Bahlil.
Ia juga menegaskan skema subsidi BBM yang digunakan pemerintah tidak sesuai target. Sebaliknya, kelas menengah lebih menikmatinya.
Contohnya, pengguna kendaraan di atas 1.500 cc dan kendaraan yang menggunakan bahan bakar subsidi seperti Pertalite. Oleh karena itu, pemerintah berencana mereformasi sistem subsidi.
“Ke depan kita akan tata subsidi supaya dikasih ke rakyat yang berhak menerima subsidi,” ucap Bahlil.
Dia yakin, perubahan sistem subsidi BBM bisa lebih adil. Usaha kecil dapat menjadi kuat dalam menghadapi tantangan masa depan.
“Saya percaya ke depan UMKM akan kuat, negara akan kuat, penciptaan lapangan kerja terwujud dan kita akan jadi negara yang sejahtera,” pungkasnya.
Jokowi Buka Suara Perihal Rencana Kenaikan Harga BBM Pertalite
Presiden Jokowi juga menyinggung soal kenaikan harga BBM untuk subsisi jenis Pertalite.
Menurutnya, jika harga BBM naik, harus sangat hati-hati mengingat ini menyangkut hidup masyarakat.
Kehati-hatian harus diwaspadai agar kenaikan harga BBM tidak menurunkan daya beli masyarakat dan menyebabkan inflasi yang cukup tinggi sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi semuanya harus diputuskan dengan hati-hati, dikalkulasi dampaknya jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga,” ucap Jokowi saat menghadiri acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta melansir Antara, Selasa (23/8/2022).
Pada sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada pekan depan.
Hal ini menjawab berbagai sinyal kenaikan harga BBM yang telah diberikan pemerintah sejak pekan lalu karena harga minyak dunia yang terus merangkak naik.
“Minggu depan, Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana kenaikan harga (BBM),” kata dia.
Menteri Koordinator Luhut mengatakan Presiden Jokowi telah berulang kali menunjukkan bahwa keuangan negara tidak dapat terus menahan kenaikan harga minyak dunia. Dibandingkan dengan harga BBM di negara lain, harga Indonesia termasuk yang terendah di antara negara-negara kawasan.
“Presiden sudah mengindikasikan kita tidak mungkin pertahankan terus demikian karena BBM kita harganya termurah di kawasan dan itu beban buat APBN kita,” ucap Menko Luhut.
Sejauh ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk subsidi energi dan kompensasi sebesar Rp 502 triliun.
Salah satunya dengan menjaga harga BBM tetap rendah. Angka tersebut dinilai membebani APBN 2022.